And The Stories Lingered...

Salam. 
It's quite hard sometimes to just brush off any sad things people come to see me with. 
Especially when it comes to women's affairs. 
When they left, their stories lingered. 
So much so that I had to brace myself not to cry. 
I can't talk about them but I would share a poem I wrote after a particular woman closed the door at my office ever so softly. 
It's in Malay, though.


Puisi Untuk Kekasih

Aku cuba mengosongkan sebahagian daripada ingatanku terhadapmu
Lalu aku sedari, tak sedikit pun kutinggalkan untuk diriku sendiri
Sebegitu kasihku padamu
Hinggakan tiada lagi aku dalam diriku
Hilang bersama jejak yang kau lemparkan di luar jendela
Saat pintu itu kau kuak dengan kaki
Dan kenangan itu kau buang dari hati
Saat itulah aku bagimu telah lama mati

Tak mengapalah kekasih
Hijau taman di seberang indahnya masih berkilau
Sirnanya mana mungkin mampu kuatasi
Dengan daun yang makin kering
Dan pohon yang tinggal ranting

Saat waktu andai kau ingin kembali
Telah kutinggalkan segugus kunci
Di tempat yang pasti kau ketemui
Andai kau cuba mencari

Cuma maafkan aku kekasih
Andai aku tak bisa menanti
Hingga hadir detik itu
Jangan nanti kau sesali
Andai yang menunggumu
Cuma jasad kaku bisu
Yang telah kau kafankan lama dahulu
Sebelum tiba ajalku

...

Aku cuba memenuhkan seluruh ruangan hatiku untuk kamu
Lalu aku sedari, tempat itu seharusnya milik Yang Esa
Dan derita apa pun bagai kan tiada
Kerana walau segunung derita di jiwa seorang hamba
Tidak terkesan di sisi kuasa-Nya

Izinkan aku Ya Rabbi
Menggenggam anugerah-Mu di tangan
Dan menyemai Nama-Mu di hati
Mudah-mudahan segala yang terindah di dunia yang penuh fatamorgana
Tidak menjauhkan aku dari rahmat-Mu

Andai bahagia bukan milikku di sini
Mohon gantikan sebuah laman di Firdausi
Bersama jernih sungai al-Kauthar
Agar aku tak kehausan lagi
Dengan limpahan kasih sejati...


I'm not sure if google would help you understand the poem. 
But I really had to let it out of my chest. 
Thanks anyway for reading, love you for that. 
Until next time, Sayonara. 
Much love, Nai @ TPJ.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mematikan Setem Hasil Di Hadapan Pesuruhjaya Sumpah

Dress Code Peguam Muslimah

Onak, Duri & Ranjau Kehidupan